Selasa, 27 Desember 2011

C I N T A

Dalam Al-Qur’an cinta memiliki 8 pengertian berikut ini penjelasannya:
  1. Cinta mawaddah adalah jenis cinta mengebu-gebu, membara dan “nggemesi”. Orang yang memiliki cinta jenis mawaddah, maunya selalu berdua, enggan berpisah dan selalu ingin memuaskan dahaga cintanya. Ia ingin memonopoli cintanya, dan hampir tak bisa berfikir lain.
  2. Cinta rahmah adalah jenis cinta yang penuh kasih sayang, lembut, siap berkorban, dan siap melindungi. Orang yang memiliki cinta jenis rahmah ini lebih memperhatikan orang yang dicintainya dibanding terhadap diri sendiri. Baginya yang penting adalah kebahagiaan sang kekasih meski untuk itu ia harus menderita. Ia sangat memaklumi kekurangan kekasihnya dan selalu memaafkan kesalahan kekasihnya. Termasuk dalam cinta rahmah adalah cinta antar orang yang bertalian darah, terutama cinta orang tua terhadap anaknya, dan sebaliknya. Dari itu maka dalam al Qur’an , kerabat disebut al arham, dzawi al arham , yakni orang-orang yang memiliki hubungan kasih sayang secara fitri, yang berasal dari garba kasih sayang ibu, disebut rahim (dari kata rahmah). Sejak janin seorang anak sudah diliputi oleh suasana psikologis kasih sayang dalam satu ruang yang disebut rahim. Selanjutnya diantara orang-orang yang memiliki hubungan darah dianjurkan untuk selalu ber silaturrahim, atau silaturrahmi artinya menyambung tali kasih sayang. Suami isteri yang diikat oleh cinta mawaddah dan rahmah sekaligus biasanya saling setia lahir batin-dunia akhirat.
  3. Cinta mail, adalah jenis cinta yang untuk sementara sangat membara, sehingga menyedot seluruh perhatian hingga hal-hal lain cenderung kurang diperhatikan. Cinta jenis mail ini dalam al Qur’an disebut dalam konteks orang poligami dimana ketika sedang jatuh cinta kepada yang muda (an tamilu kulla al mail), cenderung mengabaikan kepada yang lama.
  4. Cinta syaghaf. Adalah cinta yang sangat mendalam, alami, orisinil dan memabukkan. Orang yang terserang cinta jenis syaghaf (qad syaghafaha hubba) bisa seperti orang gila, lupa diri dan hampir-hampir tak menyadari apa yang dilakukan. Al Qur’an menggunakan term syaghaf ketika mengkisahkan bagaimana cintanya Zulaikha, istri pembesar Mesir kepada bujangnya, Yusuf.

Sabtu, 17 Desember 2011

ISYFA LANA

Antal Murtaja Yaumaz Ziham
Isyfa lana Ya Khoirol Anam
Isyfa lana Ya Habibana
Laka Syafa ah Ya Rasulallah Ya nabi

Ya Rasulallah Ya Nabi Lakasysyafa ah
Wa Hadza Mathlaby

Ludna Bika Yaa Habibu
Anta Lil Kholbi Thobibu
Isyfa lana Ya Habibana
Laka Syafa ah Ya Rasulallah
Ya nabi

Ya Rasulallah Ya Nabi Lakasysyafa ah
Wa Hadza Mathlaby

Ji talil Baroya Bisyar il Mubin
Tansyurul Hidayah Bainal  Alamin
Isyfa lana Ya Habibana
Laka Syafa ah Ya Rasulallah
Ya nabi

Ya Rasulallah Ya Nabi Lakasysyafa ah
Wa Hadza Mathlaby

Nazroh Ilaiya Ya Abal Batul
  Athfan Alaiya Ya Akrom Rasul
Isyfa lana Ya Habibana
Laka Syafa ah Ya Rasulallah
Ya nabi

Ya Rasulallah Ya Nabi Lakasysyafa ah
Wa Hadza Mathlaby 



Download sholawatnya

Minggu, 04 Desember 2011

Cinta Sebagai Agama

Pada zaman dahulu, hidup seorang gembala yang bersemangat bebas. Ia tidak punya uang dan tidak punya keinginan untuk memilikinya. Yang ia miliki hanyalah hati yang lembut dan penuh keikhlasan; hati yang berdetak dengan kecintaan kepada Tuhan.

Sepanjang hari ia menggembalakan ternaknya melewati lembah dan ladang melagukan jeritan hatinya kepada Tuhan yang dicintainya, “Duhai Pangeran tercinta, di manakah Engkau, supaya aku bisa persembahkan seluruh hidupku pada-Mu? Di manakah Engkau, supaya aku bisa menghambakan diriku pada-Mu? Wahai Tuhan, untuk-Mu aku hidup dan bernapas. Karena berkat-Mu aku hidup. Aku ingin mengorbankan domba-Ku ke hadapan kemuliaan-Mu.”